Enam Kali Terserang Malaria, Sering Kelaparan di PerjalananMengaku hanya bermodal uang saku Rp 5.000 dan Surat Jalan dari Pemerintah Yogyakarta, pria yang dijuluki Sutikno Si Rayap Aspal ini nekat keliling Indonesia naik sepeda. Pada hari rabu 6 Januari 2010 kemarin, warga Dusun Susukan 4, Genjahan, Ponjong, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Jogjakarta, tersebut mampir di kota Sampang, Madura.
Agus Sutikno, nama asli pria berusia 28 tahun itu, tiba di Sampang dengan sepeda onthel tuanya. Dan berkunjung ke markas Komunitas CB Sampang dikawal oleh Laskar Persatuan Sepeda Kuno (Praseno Sampang).
Anggota Sederex Lare Onthel Gunung Kidul Yogyakarta (SLOGKY) Selama di kota Sampang ia mengantongi beberapa piagam penghargaan atas prestasinya mengelilingi Nusantara diantaranya dari Kapolres Sampang, Bupati Sampang, Dandim Sampang, Praseno Sampang, dan tak luput juga dari Komunitas CB Sampang, Agus Sutikno bercerita banyak mengenai pengalaman menaiki sepeda tuanya keliling Indonesia. Dia mengaku berangkat dari Gunung Kidul, 19 Agustus 2006, dan ditemani oleh 5 orang temannya, namun ketika roda sepeda baru di Bali, temannya mengundurkan diri karena tak kuat lagi.
Selama ia bersepeda, banyak piagam yang didapat. Banyak kota dan pedalaman dilewati, mulai dari nol kilometer sebelah barat Sabang, Pulau Sumatera, Aceh, Merauke, Mamuju (Sulawesi Barat), Mindanau, hingga Nusa Tenggara Timur.
Dengan hanya bermodalkan nekat –ditambah uang saku sebesar Rp 5.000– Agus Sutikno berani mengayuh sepeda keliling Indonesia. Ia juga sudah sering merasakan lapar dan haus di perjalanan gara-gara tidak membawa bekal yang cukup. Agus Sutikno juga pernah menuntun sepeda onthel tuanya sejauh 20 kilometer. Penyebabnya, saat itu ban sepeda tersebut meletus padahal dirinya sedang berada di tengah hutan di pedalaman Kalimantan Timur.“Selama di dalam hutan ban sepeda yang meletus itu saya isi dengan rumput, celana dalam, dan baju,” kenang Pemuda yang mendapat julukan SI RAYAP ASPAL ini.
Agus Sutikno mengaku termotivasi oleh tayangan televisi tentang keanekaragaman budaya, pariwisata dan suku yang ada di Indonesia. Agus Sutikno ingin menyaksikan langsung keanekaragaman tersebut.
Sejauh ini Agus Sutikno telah membuktikan tayangan-tayangan itu. Antara lain, bertemu dan berinteraksi langsung dengan berbagai macam suku, seperti Suku Dayak saat dirinya berada di Kalimantan, dan berjumpa Suku Asmat ketika di Merauke. “Masih banyak lagi suku-suku lain yang sudah saya temui,” paparnya.
Agus Sutikno menambahkan, dirinya juga sudah enam kali merasakan sakit malaria. Pernah, kenangnya, perawat dan beberapa orang lain yang ada di rumah sakit tempat Techno dirawat merasa ketakutan karena mengira sang pasien adalah orang gila. Pasalnya, saat terkena malaria, badan Techno kejang-kejang.“Tapi setelah saya tunjukkan piagam dan foto-foto saya, suster dan orang yang ada di rumah sakit tidak takut lagi,” ungkap Agus Sutikno, yang oleh warga sebuah kota pernah dikira sebagai tukang sol sepatu.
Madura adalah tujuan terakhirnya sebelum ia mengayuh sepedanya menuju Yogyakarta kota asalnya untuk berkumpul kembali dengan saudaranya, akhirnya pada hari minggu 10 Januari 2010 Agus Sutikno di kirab keliling kota Sampang oleh Komunitas CB Sampang, Persatuan Sepeda Kuno Sampang (PRASENO), dan Scooter Club Sampang (SCS) dan akhirnya dilepas di gerbang ujung timur kota Sampang untuk melanjutkan perjalanannya ke Kota Pamekasan.
Persiapan Kirab Si Rayap Aspal
Penyerahan Piagam Penghargaan Dari Komunitas CB Sampang
Penyerahan Piagam Penghargaan dari Praseno Sampang
Foto-fotoan Bareng Scooter Club Sampang
Di belakang sepeda ini bertuliskan slogan "MATI YO WES"
tekno..........lagi di mana......piss...dari anak-ANAK SLANKERS BANTAENG..(MAKASSAR..sul_sel),law liat PesaN INI tOloNg add Aku DI FB....,ChIkO ChasKA sLaNKeRS....PLUr......bRO.
tekNo KAmi kaNGeN ma KAmu,.....SLANKERS BANTAENG(MAKASSAR sul_sel).
jaga diri gan,,sampai dimana+apa kabar ya..ane pnya anak temen anak punk! mantabz dah!
Techno sudah bahagia di rumahnya bersama anak dan istri